Saturday, 29 August 2015

PENGAKUAN MUSIM GUGUR

Aku telan sebait doa
dan minum tetesan air mata
tiga malam di kafe Latei,
denting rinduku mencari arti
memantul di semesta matamu
tinggal perih yang menghinaku
menari indah di tangisanku.
Aku cuma ingin mengaku:
"Adakah yang lebih menggetarkan
dari getir cinta patah di musim gugur?"
Setelah itu terserah padamu.

Didik Siswantono
Amsterdam, 2014

No comments:

Post a Comment

KEPADA PANTAT

Pantat, berilah aku celana dalam yang murah saja yang cukup nyaman buat duduk-duduk senja, yang cetakannya tidak terlihat seksi seperti tubu...