Tak pernah mengingat waktu yang memberi permulaan
Hanya mengintip lewat wajah nan manis, bak
cah Ayu dari kahyangan, buatku mabuk dalam kenyataan
Pasir waktu seolah-olah merantai jantungku, tuk mendiamkannya
dari gelora kaum muda yang bersorak-sorai, berkata:
"Hai, kamu budak dewasa kemarilah lihat keindahanku, yang tentunya buatmu
gelagapan di depanku".
Ya, Aku telah kalah dan menjadi tawanan cintamu di neraka.
Tapi bolehkah, dalam nyata ini kukaburkan apa yang terasa oleh darimu
yang hampir menyelip di sela-sela ruang hampaku. Mengantarku lebih jauh,
jauh mengalahkan cepatnya cahaya, menembus dimensi waktu dan berkelana ke alam dimana
hanya kau dan aku sebagai pe-sandiwaranya.
Luruh hatiku, dalam bualan ini, menyudahinya buat cermin diriku pecah dan sadar akan
dewasanya aku, dan kamu yang tercipta dari masa lalu lekat erat
di bayanganku dan melebur dengan seenaknya.
Darmadi
No comments:
Post a Comment