Thursday, 5 February 2015

TAK RINDUKAH KAU

Masih di pagi ini
Makhluk-makhluk raksasa di negeri ini berkelahi
Mulut-mulut mereka semburkan bara api

Di manakah air wudhu mengalir,
Di mana kendil-kendil suci terpatri
Di mana bunga-bunga wangi tersaji

Ketika malam menjelang
Masih saja berjuta orang berperang
Mata, pikir, dan jiwa tertutup tak bermakna

Wahai yang duduk di singgasana
Tak ngerikah kau
Melihat beronggok-onggok manusia berperut tambun
Mati kaku didatangi izrail karena tersedak harta haramnya
Tak ngerikah
Jika anak-anak yang lahir pada zaman sesudahmu
Berperilaku lebih terkutuk darimu
Tak rindukah kau
Pada negerimu yang bagai surga dunia ini
Dipenuhi orang-orang yang khusuk membangun surga di alam baka
Tak rindukah kau?

(Winarto dalam Horison, edisi 40 tahun 2006)

No comments:

Post a Comment

KEPADA PANTAT

Pantat, berilah aku celana dalam yang murah saja yang cukup nyaman buat duduk-duduk senja, yang cetakannya tidak terlihat seksi seperti tubu...