Desir angin membelai leherku,
memberi tahu kalau sore akan
mengantarkanku pada malam
Yang seharusnya menghadangku adalah
kebingungan, karena telah buatmu
seperti nyata di sorenya hari
Tak sekedar memberi momen, tapi
sedikit mengintip wajahmu,
berharap ada sengatan-sengatan
listrik
Dan setelahnya, ku tak mampu
keluar dari khayalanku,
dan berbisik padamu, benih dustaku
"kau barangkali nyata, agar ku tak selalu
berada di balik bayangan".
Darmadi
No comments:
Post a Comment