Butiran beningmu mengalir di tanganku
lalu kubuat membasuh mata basahku
yang terlanjur digenangi rindu.
Dirimu selalu serupa embun pagi
yang pamit karena takut mentari
lantas aku lipat rinduku rapi-rapi.
Aku tahu walau cintamu begitu buram
akan kujaga engkau sepanjang malam
sampai hatimu membuka salam.
Didik Siswantono
Surabaya, 2014
No comments:
Post a Comment