bergerit bagai keranda. mengusung tubuhtubuh
dan ruh yang diam. stasiun demi stasiun: kita
menunggu entahapa.
Suarasuara yang gaduh: para penunggu yang setia.
para penunggu yang setia. kaudengarkah? orangorang
ingin tahu, ke mana meraka akan dikirimkan.
Rel ini lurus dan panjang. kita berderetderet
sampai tepian
sampai tepian
Dorothea Rosa Herliany, 1994
No comments:
Post a Comment