Monday, 16 May 2022

KEPADA PANTAT

Pantat, berilah aku
celana dalam yang
murah saja
yang cukup nyaman
buat duduk-duduk senja,
yang cetakannya tidak
terlihat seksi seperti
tubuh-tubuh gempal
penumpang metromini 65<!–more–>

Telanjang, aku harus
sering telanjang di 
kamar mandi selama 2 jam
menabung hasratmu,
membuang pornomu
mungkin juga harus 
menguras cadangan 
dahagamu

Pantat, berilah aku
kursi goyang yang
rapuh di kedua
kakinya, yang cukup
memanjakan buat
santai-santai senja

Darmadi, 2022

Thursday, 4 November 2021

YANG DIKATAKAN HENING

kini kutahu apa dikatakan hening padaku
di atas laut menenggelamkan dukaku
pusaran arus merobek kenangan di buih getir
yang indah ini air mata ombak
yang tetap saja tak kuasa menghapus jejakmu
hesperos phosporos di waktu pagi dan senja
kau tetap cinta dan kematianku
pada setiap terbit tenggelamnya matahari dan mimpi

Iverdixon Tinungki, 2006


Sunday, 17 January 2021

HAMLET

Yang was-was selalu, itulah aku
Yang gamang selalu, akulah itu
Ya Hamlet kusuka: Dialah gambaran jiwaku
Yang selalu was-was dalam ragu.
Membiarkan kau mengembara dalam mimpi
yang risau
Kutemukan pada Oliver, kegamangan falsafi
Dunia yang muram dan masa depan yang suram
Tapi kulihat kecerahan intelegensi
Seorang muda yang terlalu dekat kepada alam
Hamlet. Hamletku, ia datang kepadamu
Menatap fana atas segala yang kujamah: Tahu
Bahwa hidup melangkah atas ketidak pastian
Yang terkadang menentukan kepastian
Aku pasrah
 
Ajip Rosidi

KERETA BERANGKAT

Rel ini lurus dan panjang. gerbonggerbong
bergerit bagai keranda. mengusung tubuhtubuh
dan ruh yang diam. stasiun demi stasiun: kita
menunggu entahapa.

Suarasuara yang gaduh: para penunggu yang setia.
para penunggu yang setia. kaudengarkah? orangorang
ingin tahu, ke mana meraka akan dikirimkan.

Rel ini lurus dan panjang. kita berderetderet
sampai tepian 

Dorothea Rosa Herliany, 1994

MEMORIA

Ini kegilaan yang sederhana.
Tujuanku mencintaimu
Mungkin tidak jauh lebih baik
Daripada milik orang-orang sebelum.

“Masalahnya bukan tujuan, Sayang,”
Suaramu lembut seperti gelombang
Pasang yang tidak ditimpali angin
Tapi senantiasa menggetarkan bibir pantai.

Tiadakah cara paling baik menemukanmu
Adalah dengan senantiasa memahamimu?
“Akulah jalan, kebenaran dan hidup!”

Hatikulah roti yang kaugandakan, Sayang,
Bagi perjamuan rindumu yang abadi.
 
Mario F Lawi, 2013
Naimata, Paskah

LAUT MEMBAWA JASADKU

laut membawa jasadku
ke malam-malam pekat. ke makam-makam sunyi
ditanamkan, menyimpan riuh jam
tanah pun basah, melumpurkan langkah
yang berhenti pada gerbang-Mu

kau pun tersedu. hujan turun
mengabarkan ketajaman pisau padaku, dan
laut tak henti membawa jasadku
ke makam-makam sunyi-Mu untuk ditanamkan!

o aku sendiri dalam kematian ini
di semesta sempurna ketiadaanku

Isbedy Stiawan ZS, 1987

Thursday, 28 January 2016

MELIHAT API BEKERJA

Di kota ini ruang bermain
adalah sesuatu yang hilang
dan tak seorang pun berharap
menemukannya. Anak-anak tidak
butuh permainan. Mereka akan
memilih kegemaran masing-masing
setelah dewasa. Menjadi dewasa
bukan menunggu negara bangun.
Menjadi dewasa adalah menu
favorit di restoran cepat saji.

Para tetangga lebih butuh pagar
tinggi daripada pendidikan. Sekolah
adalah cara yang baik untuk
istirahat berkelahi di rumah. Anak-
anak membeli banyak penghapus
dan sedikit buku. Terlalu banyak hal
yang mereka katakan dan gampang
jatuh cinta. Mereka menganggap
jatuh cinta sebagai kata kerja dan 
ingin mengucapkannya sesering
mungkin. Mereka tidak tahu jatuh
cinta dan mencintai adalah dua
penderitaan yang berbeda.

Jalan-jalan dan rumah kian lebar.
Semakin banyak orang yang hidup
dalam kehilangan. Harapan adalah
kalimat larangan, sesuatu yang
dihapus para polisi setiap mereka
temukan di pintu-pintu toko.
Hidup tanpa curiga adalah hidup
yang terkutuk. Kawan adalah lawan
yang tersenyum kepadamu.

Selebihnya, tanpa mereka tahu,
sepasang kekasih diam-diam
ingin mengubah kota ini menjadi 
abu. Aku mencintaimu dan kau
mencintaiku---meskipun tidak 
setiap waktu. Kita menghabiskan
tabungan pernikahan untuk beli
bensin.

Kita akan berciuman sambil
melihat api bekerja.

M Aan Mansyur 

KATA

Asal mula adalah kata
jagat tersusun dari kata
Di balik itu hanya
ruang kosong dan angin pagi
Kita takut kepada momok karena kata
Kita cinta kepada bumi karena kata
Kita percaya kepada Tuhan karena kata
Nasib terperangkap dalam kata
Karena itu aku
bersembunyi di belakang kata
Dan menenggelamkan
diri tanpa sisa 

Subagio Sastrowardoyo

HUJAN BULAN JUNI

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Sapardi Djoko Darmono, 1989

JANGAN ENGKAU MENYEBUT JUA

Jangan engkau menyebut jua
bahwa hujan belum lagi reda
sebab kelam melalui jendela
rela menghantarkan bauan bunga

bayangan terakhir mengusir kita
kapan ruang sunyi pun kian hampa
membingkai rawan dalam kenangan
di dalam abstraksi di dalam diam

meninggalkan segumpalan daging
seolah kain dalam ayunan angin
bagaikan awan menguraikan hujan
adalah angan dalam rindu-dendam

Linus Suryadi AG, 1973

Wednesday, 27 January 2016

RAHASIA

Seperti sejumlah kata
yang menggelepar keluar
Meniti buih demi buih
Dunia yang terlantar

Seperti sejumlah musim
Yang kering, basah, dan mandi cahaya
Merangkak pada sumbu
jantung kita

Seperti sejumlah risau, benci dan cinta
Yang berpendar pada waktu
Menggaram akar-akar nafsu
Antara Adam lagu impian ziarahmu

Seperti sejumlah kata
Yang menyalin nama-nama
Meniti buih demi buih
Jiwa kita 

Korrie Layun Rampan

KEPADA PANTAT

Pantat, berilah aku celana dalam yang murah saja yang cukup nyaman buat duduk-duduk senja, yang cetakannya tidak terlihat seksi seperti tubu...